Katakan Cinta
by : Rio Putra B
3 kata 6 huruf itu berhasil membuat perasaan dini kacau. Bagaimana tidak ? sudah lama sekali perasaannya di ombang-ambingkan oleh pengirim sms itu. Berulang kali orang itu bilang rindu, bilang saying, tapi tidak pernah satu kali pun orang itu menyatakan cintanya. Benar-benar menyatakan cinta pada dini.
Dengan menghela nafas, dini meletakkan hp-nya di meja belajarnya, dia beranjak ke tempat tidur. Dini kembali termenung sambil melihat langit-langit kamarnya. “ andra …….. kenapa kamu suka sekali mempermainkan perasaanku …… “ guman dini sebelum menutup matanya.
“ gimana dunk Ran, si dini kug masih nggak ngasih respon apa-apa ? apa sinyal-sinyalku masih kurang jelas ?? “ andra menggerutu dengan kesal.
“ ya mana aku tahu ndra. Si dini memang orangnya susah di tebak .” rani mengangkat bahu dengan sedikit jengkel. Dia capek terus-terusan mendengar keluhan andra soal dini lagi, dini lagi…. Apa andra nggak bisa mikirin orang lain ?!!!
“ ya, tapi kamu kan temannya ran ? masa kamu nggak bisa nebak-nebak dikit ?” andra masih tetap ngotot.
“ah…! Nggak tahu aku, ndra . terserah kamu saja ! urusin aja tuch si dini. Aku nggak mau ikut-ikutan !” rani beranjak dari bangku kantin dengan sebal.
“rani..!” panggil andra. Tapi rani sudah terlanjur marah. Diapun meninggalkan andra walaupun andra terus memanggilnya.
Di luar kantin, rani papas an dengan dini. Sebenarnya dini sudah lama berdiri di sana sambil mengamati rani dan andra. Melihat mereka berdua entah kenapa dini menjadi enggan untuk masuk ke kantin.
“lagi marahan, ran ?” tanya dini basa-basi.
“ya gitu dech,….” Jawab rani menggantung.
Mendengar jawaban rani, dini hanya mengangguk-angguk pelan. Perasaan dini kembali kacau. Tanpa sepengetahuan andra ataupun rani, sebenarnya dini mempunyai pikiran kalu andra dan rani sudah jadian. Pemikiran itulah yang selalu membuatnya membatasi perasaannya pada andra.
![]() |
Sepertinya andra harus mengambil keputusan. Dia tidak bisa seterusnya membiarkan perasaannya terombang-ambing seperti ini. Andra harus tahu perasaan dini terhadapnya. Sebenarnya, perasaan dini terhadap andra itu bagaimana ? kenapa selama ini, dini tidak pernah member respon terhadap sinyal-sinyal yang di lancarkan andra ….?....
Apakah memang kurang terlalu jelas ? entahlah…..
Hari ini andra harus mendapat jawaban yang jelas dari dini.
![]() |
Andra lberdiri menunggu di gerbang masuk sekolah. Pagi-pagi sekali dia sudah berada di sana. Hanya satu tujuannya, yaitu menunggu kedatangan dini. Dan akhirnya pukul 06.45 dini muncul di muka gerbang. Andra langsung menegakkan berdirinya menyambut kedatangan dini.
Sejenak, dini menghentikan langkahnya begitu melihat sosok andra. Tak bisa di cegah, jantungnya langsung melompat-lompat tak karuan. Karena dini merasa kalau andra memang tengah menunggunya. Akhirnya dia memantapkan langkahnya menghampiri cowox itu.
“pagi, ndra. Nunggu siapa ?” tanya dini basa-basi, walaupun dia sudah tahu maksud keberadaan andra di gerbang itu.
“nunggu kamu, din !” jawab andra mantap.
“aku ?” ulang dini sedikit terkejut.
Walaupun dia sudah tahu kalau andra menunggunya, tapi begitu mendengar jawaban langsung andra, dini tersentak kaget juga.
“iya. Aku perlu ngomong sesuatu sama kamu, din. Kamu mau ikut aku sebentar ?” ajak andra.
Dan kemudian, tanpa bicara mereka berjalan beriringan menuju belakang sekolah. Karena tempat itu sepi dan memungkinkan tidak ada orang yang akan menguping pembicaraan mereka.
“mau ngomong apa, ndra ?” tanya dini begitu mereka sampai di belakang sekolah yang sepi itu. Saat menyadari bahwa cuma ada mereka berdua, dia semakin berdebar-debar. Tapi dia buru-buru memperingatkan dirinya sendiri untuk bersikap biasa.
“untuk apa berdebar-debar kalu orang yang di depanku ini sudah menjadi miliknya temanku ?” dini memperingatkan dirinya sendiri.
“din.. sebenarnya gimana perasaanmu kepadaku selama ini ?” tanya andra.
“mak…. Maksud kamu apa, ndra ?” tanya dini shock. Dia sama sekali tidak menyangka kalau andra akan berkata seperti itu.
“aku Cuma pengen tahu perasaan kamu yang sebenarnya kepadaku itu gimana, itu aja ?” jawab andra.
Terlihat sekali di wajah andra raut cemas dan tegang.
“………” dini diam tak bersuara.
“apa perasaanmu juga sama dengan perasaanku ini din ? atau memang Cuma aku yang merasa seperti ini ?” lanjut andra.
Dini semakin gugup dan juga …… bingung.
“perasaan apa, ndra ?” tanya dini.
“ng…. aku, aku sayang kamu din, sudah berkali-kali aku bilang sayang kepadamu kan ?” andra menuntut dengan tidak sabar. Melihat respon dini terhadapnyamembuat andra nyaris putus asa. “apa memang cuma aku yang merasakan perasaan ini ? apakah dini benar-benar tidak mempunyai perasaan yang sama sepertiku ?” batin andra putus asa.
“ka… kamu nggak seharusnya ngomong kaya’ gitu, ndra … nggak seharusnya, saat di samping kamu sudah ada cewex lain. Kamu nggak mikirin gimana perasaannya ?” setelah mengucapkan kalimat itu, dini segera berlari meninggalkan andra tanpa memperdulikan panggilan andra.
Untuk kali ini, andra sudah benar-benar berhasil memporak-porandakan hatinya.
“kenapa andra bisa berkata seperti itu ? apa dia tidak memikirkan bagaimana perasaan rani ? lalu pa yang akan rani lakukan kepadaku kalu dia tahu andra bertindak seperti itu kepadaku ?” dini menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat untuk mengusir pikiran-pikiran buruk tadi.
“aku harus melupakannya..” gumam dini dengan suara pelan. Setelah itu, dengan langkah mantap, dia menuju ke kelasnya , XIA1.
“habis dari mana, din ? kok baru datang ?” tanya rani dari bangku sebelah dini.
“oh.... dari.. toilet.” Jawab dini patah-patah.
“oh….” Balas rani singkat.
Tiba-tiba dini buka mulut, menyuarakan isi hatinya.” Ran, jaga andra baik-baik ya ….? Aku yakin kok, kalian pasangan yang cocok satu sama lain.”
Sebelum sempat bertanya maksud omongan dini itu, guru kelas mereka sudah datang dan terpaksa pertanyaan rani, dia simpan dulu.
Setelah kejadian itu, dini benar-benar sulit di temui. Dia menjadi super sibuk belakangan ini. Sibuk untuk menghindari andra maupun rani.
Dini mersa kalu dia harus menjaga jarak dari andra dan rani bila tidak mau timbul masalah. Dan dini benar-benar menjaga jarak dari mereka.
Andra putus asa. Sedangkan rani bingung. Rani tidak tahu masalah pa sebenarnya yang telah terjadi antara andra dan dini. Dan akhirnya setelah memaksa andra untuk bercerita, rani pun tahu pokok permasalahan diantara andra dan dini selama ini.
Masalah yang telah membuat dini selama ini enggan untuk memberi respon pada sinyal-sinyal andra. Semuanya hanya karena salah paham.
“salah paham ?” ulang andra, begitu rani selesai menjelaskan pemikirannya.
“ya ! salah paham !” jawab rani mantap. ”selama ini, dini menganggap kalau aku dan kamu itu pacaran, ndra. Makanya dia nggak pernah ngasih respon ke kamu.” Lanjut rani.
“lalu ?” tanya andra lagi.
“lalu apa ?” rani balik tanya.
“ya.. lalu apa yang mesti aku lakuin ? jelas-jelas aku sama kamu nggak ada hubungan apa-apa kan ?”
“ya emang ! tugas kamu ya mesti jelasin lah ke dini kalau diantara kita nggak ada hubungan apa-apa.”
“bantu aku ya, ran, please….” Pinta andra.
“hah ? bantu apa ? kenapa kamu nggak maju sendiri aja sich, ndra ?” tolak rani.
“dini nggak bakal percaya kalau Cuma aku yang ngomong. Kalau ada kamu dan dia bisa percaya. Ayolah Ran… kamu nggak mau bantu temenmu ini ya?”. Andra merajuk.
Rani pun menghela nafas, “ huh… selalu gitu deh. Kamu seneng banget sih bikin aku repot! Kenapa mesti aku terus yang bantuin kamu? Kapan giliran kamu bantuin aku?”gerutu Rani.
“Ntar deh kalau kamu udah mulai naksir cowok. Okey!!”
“Dasar kurang ajar kamu, Ndra.”
“Ha…ha…ha…”
“Din, entar pulang sekolah aku mau ngomong sama kamu. Kamu bisa nggak?” ajak Andra saat istirahat kedua. Andra langsung nyamperin kelas Dini dari kelasnya 2 IPA 2.
Melihat Andra dikelasnya, Dini terkejut sekali. Bagaimana tidak? Ini ada disebelah Dini. Dengan was-was Dini melirik kebangku sebelahnya. Rani menyambutnya dengan senyum.
“Gimana Din? Mau nggak? Ditungguin Andra tuh…” Sambung Rani tiba-tiba.
“Eh… ng… Aku bisa… Tapi…”
“Ya udah kalau gitu. Sampai ketemu nanti di belakang sekolah ya. Bye…” Tanpa menunggu lanjutan kata-kata Dini, Andra langsung berlalu pergi meninggalkan Dini yang masih shock dan Rani yang tetap tersenyum-senyum sendiri.
Dan akhirnya, dengan masih membawa rasa bingungnya, Dini pun menunggu bel pulang dengan tidak sabar sekaligus was-was.
![]() |
Belakang sekolah, ulang sekolah.
“kalau kamu mau bahas soal yang dulu itu lagi, aku nggak mau denger, ndra !” dini langsung menyerang andra begitu mereka bertemu. Kalimat sapaan andra sampai tidak jadi keluar karena sudah di dahului dini.
“tapi kamu sudah salah nilai aku, din ?” andra membela diri.
“aku salah gimana ?” dini balik tanya.
“aku sama rani nggak ada hubungan apa-apa, kalau itu yang kamu maksud aku salah sudah mainin perasaan orang.” Jelas andra. “aku sama rani cuma teman aja. Kami sudah berteman lama, din … aku sudah dekat sama dia sebelum aku dekat sama kamu. Mungkin itu yang buat kamu salah paham dengan hubungan kami.”
<< Beranda